Setrika Payudara & 6 Ritual Unik Lainnya yang Dilakukan Perempuan Seluruh Dunia


Setiap negara memiliki ritual unik tersendiri yang dilakukan oleh penduduknya. Namun, beberapa negara ini memiliki ritual yang hanya dilakukan oleh perempuan saja.


Beberapa contohnya meliputi ritual sepatu kecil yang sempat ada di China, demi mendapatkan 'Lotus Feet' yang pernah dianggap menawan. Ada juga ritual cincin leher yang digunakan oleh perempuan dari Suku Kayan, Thailand, ritual Chapadi di Nepal yang mengasingkan perempuan setiap menstruasi, juga ritual makan paksa di Mauritania, Afrika, agar perempuan memiliki tubuh yang lebih gemuk. 


Tak jarang, ritual-ritual ini menyebabkan luka fisik maupun rasa sakit pada para perempuan. Namun, beberapa ritual tetap dilakukan karena sudah dianggap sebagai tradisi dalam masyarakat yang bersangkutan. 


Selengkapnya, berikut beberapa ritual unik yang dilakukan oleh perempuan dari berbagai belahan dunia. 


Lotus Feet - China


Ratusan tahun lalu, pernah ada ritual yang harus dilakukan oleh para perempuan di China. Para perempuan dipaksa memakai sepatu yang berukuran sangat kecil dan berujung lancip, demi mendapatkan bentuk kaki yang diinginkan atau 'Lotus Feet'. Dulu, jenis kaki seperti ini dianggap sebagai standar kecantikan yang didambakan di China. 


Ritual ini kemudian dilarang oleh Mao Zedong, pemimpin komunis China sekaligus pendiri Republik Rakyat China pada 1950, karena dirasa tidak sesuai dengan kehidupan modern di China. Namun, beberapa perempuan yang terpaksa menjalani ritual kecantikan tersebut masih hidup dengan Lotus Feet hingga saat ini. 


Ikipalin - Papua Barat


Menurut news.com.au, para perempuan dari Suku Dani, Papua Barat, Indonesia, memiliki ritual bernama Ikipalin. Mengikuti ritual ini, mereka akan memotong bagian atas jari setiap ada orang terdekat yang meninggal. Hal ini dilakukan untuk mengusir arwah orang yang sudah meninggal, sekaligus untuk menunjukkan rasa duka karena berkabung. 


Ritual bernama Ikipalin ini telah dilarang oleh pemerintah beberapa tahun yang lalu. Namun, sebagian orang diduga masih melakukan praktik tersebut hingga kini.


Chaupadi - Nepal


Sementara, di Nepal, ada suatu ritual yang dilakukan saat perempuan sedang mengalami menstruasi. Menurut National Geographic, perempuan dari beberapa bagian di pedalaman Nepal akan diasingkan dari rumahnya, setiap siklus menstruasi tiba. Sebab, mereka dianggap tidak bersih, tidak boleh dipegang, bahkan bisa membawa bencana. Sebagai akibatnya, para perempuan ini pun akan tinggal di gubuk atau di tempat terpencil. 


Tak jarang, perempuan menderita karena pengasingan tersebut. Misalnya, karena mengalami cuaca yang terlalu panas, keracunan asap saat musim dingin, bahkan diperkosa ketika dalam pengasingan. 


Setrika Payudara - Afrika Barat



Ada satu ritual yang dilakukan oleh perempuan di Afrika Barat, yaitu 'menyetrika payudara' atau breast ironing. Menurut The Guardian, hal ini dilakukan oleh para ibu kepada anaknya, sebagai upaya untuk melindungi anak mereka dari perhatian yang tidak diinginkan, pelecehan seksual, bahkan pemerkosaan. Menurut Quartz Africa, praktik ini dilakukan dengan menggunakan alat tertentu, untuk memijat, mengetuk, bahkan menekan dada hingga rata. 


Namun, ritual ini mendapatkan kritik dari berbagai pihak. Ahli kesehatan dan korban menyebutkan, ritual tersebut adalah penyiksaan terhadap anak-anak yang bisa menyebabkan luka fisik maupun psikologis. Di antaranya, dengan menyebabkan infeksi, kerusakan pada payudara, bahkan kanker payudara. 


Cincin Leher - Thailand


Anda mungkin cukup familiar dengan ritual yang satu ini. Para perempuan Suku Kayan yang tinggal di daerah Mae Hong Son, Thailand, dikenal dengan ritual cincin leher yang mereka gunakan sejak usia dini. 


Menurut laporan The Sun, para perempuan ini mulai menggunakan cincin dari bahan logam itu sejak usia lima tahun. Mereka tidak dilarang melepas cincin tersebut, namun hal ini dianggap sebagai lambang kecantikan di daerah tersebut, yaitu memiliki leher yang ramping dan panjang.


Piring Bibir - Ethiopia



Dalam laporan Huffpost, disebutkan bahwa para perempuan dari suku Mursi dan Surma di Ethiopia akan memasang piring kayu atau tanah liat di bibirnya. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kecantikan dan status mereka. 


Biasanya, piring ini pertama kali dipasang pada bibir perempuan setelah mereka mengalami pubertas. Caranya adalah dengan melubangi bagian dari bibir, disertai dengan pencopotan beberapa gigi bagian bawah. Seiring dengan waktu, piring yang dimasukkan ke dalam bibir akan berukuran semakin besar, bahkan hingga lebih dari 12 cm. Konon, semakin besar piringnya, semakin besar pula mahar yang didapatkan oleh perempuan pada pernikahan mereka. 


Leblouh - Mauritania


Sementara itu, di Mauritania, Afrika Utara, ada ritual bernama leblouh atau gavage yang memaksa para perempuan muda untuk makan. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian para pria, karena obesitas pada perempuan dianggap menarik di daerah yang kerap dilanda kekeringan tersebut. 


Berdasarkan laporan yang ada, para perempuan--bahkan yang baru berusia enam tahun--akan dipaksa meminum hingga 20 liter susu, dua cangkir mentega, juga setidaknya dua kg millet (sejenis sereal) setiap liburan sekolah. Ini dilakukan agar mereka bisa mencapai kuota 16.000 kalori per hari. Mereka akan dipaksa menghabiskan seluruh makanan dan akan mendapatkan hukuman bila gagal melakukannya.


Sumber: Kumparan


Iklan Atas Artikel/awalan

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel