Pemulung yang Fotonya Viral Saat Baca Al Quran di Emperan Toko Akan Diangkat Direktur
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi merasa terharu dengan kisah Muhammad Ghifari Akbar(16), seorang pemulung asal Garut, Jawa Barat.
Pasalnya, remaja yang belakangan fotonya viral saat tepergok sedang mengaji di emperan toko di kawasan Braga, Kota Bandung, tersebut diketahui mempunyai pengalaman hidup yang tak mudah.
Selain bertahun-tahun menjadi pemulung, ia juga diketahui sudah ditinggal ibunya saat masih berusia delapan bulan.
Setelah mendengar ceritanya langsung dari yang bersangkutan lewat sambungan telepon, Dedi mengaku mempunyai rencana tersendiri untuk membantu Akbar.
Karena Akbar memiliki cita-cita untuk mendirikan sebuah pesantren, Dedi akan memberikan ruang kepadanya untuk mengajar ngaji kepada anak-anak di Subang sambil memberikannya fasilitas untuk mempelajari kitab-kitab kuning.
"Saya akan panggil guru untuk meningkatkan pendalaman kitab. Sebenarnya Akbar itu sudah bisa membaca dan memahami sejumlah kitab kuning, tapi perlu dididik kembali sehingga kualifikasinya meningkat," kata Dedi, Kamis (5/11/2020).
Tidak hanya itu, Dedi juga akan mengangkatnya sebagai direktur bank sampah di Subang.
Pekerjaan itu ia berikan karena dianggap sesuai dengan profesi yang digeluti Akbar selama ini.
Terlebih lagi, Dedi kebetulan mempunyai bank sampah di daerah tersebut yang membutuhkan orang kompeten untuk pengelolaannya.
"Kan dia kerjanya pungut sampah. Itu tidak boleh hilang. Dia konsen pada sampah dan kelola sampah. Dia akan menjadi direktur bank sampah di Lembur Pakuan (Subang)," kata mantan Bupati Purwakarta itu.
Saat ditemui di rumahnya, Akbar mengaku sempat terkejut ketika mengetahui fotonya yang sedang mengaji di emperan toko viral di media sosial. Saat itu, ia tidak tahu persis siapa yang memotret dan mengunggahnya di medsos. "Sepertinya tukang parkir, saya juga tahu foto saya viral dari polisi," jelas Akbar, Kamis.
Akbar mengaku, ketika pergi meninggalkan rumah untuk memulung selama ini ia tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu dan berusaha tetap mengaji di mana pun berada.
Upaya yang dilakukan itu sebagai bentuk menjaga amanah dari nenek dan ayahnya. Pasalnya, sejak kecil memang ia sudah diajarkan untuk menjalankan hal tersebut. "Kalau lapar di jalan enggak punya uang, saya ngaji saja, fokus sampai lapar hilang," katanya. Adapun pilihan untuk menjadi pemulung, kata Akbar, selain untuk mencari penghasilan, juga dilakukan bertujuan mencari ibu kandungnya. Sebab, sejak usia delapan bulan ia sudah ditinggalkan oleh ibunya. Selama ini ia hanya tinggal bersama dengan kakek dan neneknya di Garut, sedangkan ayahnya sudah hidup dengan keluarga barunya.
Sumber:kompas.com